MOHON MAAF, MASIH TAHAP PERBAIKAN

Minggu, 27 Maret 2016

TAHAPAN-TAHAPAN MEMPELAJARI ILMU FIQIH

Kitab Fiqih Untuk Pemula


Jika ingin serius mempelajari ilmu fiqih maka sudah semestinya kita mengetahui kitab fiqih apa yang cocok untuk dipelajari. Kitab fiqih yang kami maksud adalah kitab yang membahas hukum-hukum syar’i yang membahas semua bab fiqih yang biasanya dimulai dari bab thaharah hingga bab terakhir. Dan dalam belajar fiqih tentu seseorang harus melakukannya secara bertahap, tidak langsung melahap kitab-kitab fiqih yang tebal dan rumit. Namun dimulai dari yang paling mudah lalu yang mudah.

* TAHAP PERTAMA 

Di tahap pertama bagi seorang pemula sebaiknya memulai dengan mempelajari kitab-kitab fiqih yang berupa matan-matan ilmu fiqih. Disebut matan karena penulis kitab meringkas pembahasan fiqih menjadi bait-bait nazham atau rangkaian kalimat-kalimat yang ringkas. Tentu dengan demikian, pemula dapat mudah mengingat hukum-hukum fiqih dari para ulama.

Kitab-kitab tersebut diantaranya:

1.   Minhajus Salikin (منهج السالكين), karya Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah (wafat 1376H).
2.   Al Ghayatu Wat Taqrib (الغاية والتقريب)  atau dikenal dengan Matan Abi Syuja’ (متن أبي شجاع), karya Ahmad bin Al Husain bin Ahmad Al Asfahani Asy Syafi’i atau dikenal dengan Abu Syuja’ rahimahullah (wafat 593H).
3.   Matan Az Zubad (متن الزبد), karya Ahmad bin Ruslan Asy Syafi’i rahimahullah.
4.   ‘Umdatul Fiqhi (عمدة الفقة), karya Abdullah bin Ahmad bin Qudamah Al Maqdisi rahimahullah (wafat 620H).
5.   Zaadul Mustaqni Fi-khtisharil Muqni’ (زاد المستقنع في اختصار المقنع), karya Al Hijawi Al Hambali rahimahullah (wafat 968H).
6.   Akhsharul Mukhtasharat (أخصر المختصرات), karya Muhammad bin Badrudin bin Balban Ad Dimasqi atau dikenal dengan Ibnu Badran atau Ibnu Balban Al Hambali rahimahullah (wafat 1083H).
7.   Ad Durarul Bahiyyah Fil Masa-il Fiqhiyyah (الدرر البهية في المسائل الفقهية), karya Imam Asy Syaukani rahimahullah (wafat 1255H).
8.   Jami’ul Ummahat (جامع الأمهات), karya Ibnul Hajib Al Maliki rahimahullah (wafat 646H).

**TAHAP KEDUA

Di tahap kedua pemula mulai mempelajari kitab-kitab fiqih yang lebih tebal dan lebih luas pembahasannya, menyebutkan dalil-dalil yang lebih rinci, namun tidak atau sedikit menyebutkan khilaf-khilaf.

Kitab-kitab tersebut diantaranya:

1.   Al Wajiz Fi Fiqhis Sunnati Wal Kitabil ‘Aziz (الوجيز في فقه السنة والكتاب العزيز) karya Syaikh ‘Abdul ‘Azhim Al Badawi hafizhahullah.
2.   Al Mulakhash Al Fiqhi (الملخص الفقهي), karya Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan hafizhahullah.
3.   Fiqhus Sunnah (فقه السنة) karya Sayyid Sabiq rahimahullah namun dibarengi dengan kitab Tamaamul Minnah Fit Ta’liqi ‘Ala Fiqhis Sunnah (تمام المنة في التعليق على فقه السنة), karya Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah (wafat 1420H).
4.   Shahihu Fiqhis Sunnah Wa Adillatuhu Wa Taudhihu Madzabihil A-immah (صحيح فقه السنة وأدلته وتوضيح مذاهب الأئمة), karya Syaikh Abu Malik Kamal bin As Sayyid Salim hafizhahullah (murid senior Syaikh Musthafa Al ‘Adawi).
5.   Al Ikhtiyarat Al Fiqhiyyah (الاختيارات الفقهية), yang merupakan kumpulan fatwa dan tulisan Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah yang disusun menjadi sebuah buku dengan klasifikasi pembahasan seperti kitab fiqih oleh Syaikh Khalid bin Su’ud Al ‘Ajmi.
6.   Al Ikhtiyarat Al Fiqhiyyah Lil Imam Al Albani (الإختيارات الفقهية للإمام الألباني), demikian juga kitab ini, merupakan kumpulan fatwa dan tulisan Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah yang dikumpulkan oleh Syaikh Ibrahim Abu Syadi.
7.   Fiqhus Sunnah Al Muyassar (فقه السنة الميسر), karya Syaikh Abdullah bin Muhammad Al Muthlaq hafizhahullah.
8.   Al Fiqhul Muyassaru Fi Dhauil Kitabi Was Sunnati (الفقه الميسر في ضوء الكتاب والسنة), yang disusun oleh percetakan Mushaf Majma Malik Fahd Saudi Arabia.

***TAHAP KETIGA

Di tahap ketiga, pemula mulai mempelajari kitab-kitab fiqih yang lebih tebal berisi perbandingan madzhab, yang di dalamnya menyebutkan khilaf-khilaf serta pembahasan dalil, serta tarjih dari penulis kitab.

Kitab-kitab tersebut diantaranya:

1.   Asy Syarhul Mumthi’ ‘Ala Zadil Mustaqni’ (الشرح الممتع على زاد المستقنع), karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah (wafat 1421H).
2.   Ad Darari Al Mudhi-ah Syarhud Duraril Bahiyyah (الدراري المضيئة شرح الدرر البهية), karya Imam Asy Syaukani
3.   Syarhu Umdatil Fiqhi (شرح عمدة الفقه), karya Syaikh Abdullah bin Abdil Aziz Al Jibrin rahimahullah.
Al Mughni Fil Fiqhil Hambali (المغني في الفقه الحنبلي), karya Abdullah bin Ahmad bin Qudamah Al Maqdisi rahimahullah (wafat 620H). Walaupun demikian judulnya namun kitab ini banyak merinci khilaf-khilaf diantara madzhab-madzhab.
4.   Al Majmu’ Syarhul Muhadzab (المجموع شرح المهذب), karya Imam An Nawawi rahimahullah.
5.   Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah (الموسوعة الفقهية الكويتية), yang disusun oleh beberapa ulama di bawah Kementerian Agama Kuwait.

Demikian beberapa rekomendasi kitab sependek dan sebatas ilmu yang kami miliki. Tentu jangan dikira kami sudah membaca tuntas atau menguasai semua kitab di atas, sangat-sangat-sangat sedikit sekali yang baru kami baca dari yang ada di atas ini. Tentu masih banyak kitab-kitab fiqih dari para ulama yang mudah dan bagus untuk dipelajari, jika pembaca sekalian memiliki faidah dalam hal ini jangan sungkan untuk menuliskannya di kolom komentar. Jazaakumullahu khayr.

Mutiara Yang Hilang : "Kitab al-Qawanin al-Fiqhiyyah"

H المؤلف : ابن جزي - 741


اسم الكتاب : القوانين الفقهية في تلخيص مذهب المالكية و التنبيه على مذهب الشافعية والحنفية والحنبلية


اسم المؤلف : أبو القاسم محمد بن أحمد بن جزي الكلبي الغرناطي المالكي


Sebuah permata yang hilang. Itulah ungkapan yang agaknya layak untuk kita sematkan pada sebuah negeri yang sempat menjadi pusat peradaban islam. Negeri yang ditaklukkan oleh panglima yang sangat pemberani. Sungguh menakjubkan apa yang dilakukan oleh Thariq ibn Ziyad yang membakar habis kapal-kapal pasukan kaum muslimin. Kecerdasan seorang panglima yang luar biasa. Tidak ada pilihan bagi para pasukannya. Mati tenggelam atau maju kedepan merebut negeri yang siap untuk ditaklukkan. Negeri Andalusia namanya.
Andalusia… sebuah negeri yang memiliki peradaban yang sangat menakjubkan. Sempat menjadi pusat kebudayaan dan keilmuan dunia islam. Bukan hanya bangunan fisiknya yang layak mendapat pujian, bahkan para ulama yang lahir disana sangat pantas untuk selalu dikenang.

Ibnu Juzai al-Kalbi… salah seorang ulama yang layak untuk kita abadikan namanya dalam lembaran emas sejarah peradaban islam. Ulama yang karya-karyanya layak kita kaji untuk memperluas khazanah keilmuan kita. Salah satu karya beliau yang sangat fenomenal adalah al-Qawanin al-Fiqhiyyah.

Andalusia adalah negeri yang menjadi pusat penyebaran madzhab maliki. Memang ketika negeri tersebut ditaklukkan bukan madzhab maliki yang menjadi rujukan dalam masalah fiqih. Akan tetapi pujian dan do’a sang Imam Malik lah yang akhirnya menggerakan hati sang khalifah di negeri tersebut untuk menjadikan madzhab maliki sebagai madzhab resmi negara dalam permasalahan fiqih.

Tidak heran, jika para ulama yang lahir di negeri Andalusia adalah ulama yang menjadikan madzhab maliki sebagai madzhab fiqihnya. Tak terkecuali Ibnu Juzai al-Kalbi. Salah satu kontribusi beliau dalam melestarikan dan menjaga eksistensi madzhab maliki adalah dengan menuliskan karya-karya fenomenal, terutama dalam masalah fiqih madzhab maliki.

Salah satu karya beliau dalam masalah fiqih madzhab maliki adalah dengan menuliskan kitab al-Qawanin al-Fiqhiyyah. Dan dalam tulisan ini kita akan mencoba untuk lebih mengenal kitab ini dan penulisnya. Kita akan bedah dan mengambil mutiara-mutiara ilmu yang tersimpan di dalamnya.

Kitab al-Qawanin al-Fiqhiyyah

Kitab ini dianggap sebagai salah satu kitab ringkasan fiqih yang paling penting. Memang kitab ini adalah ringkasan. Hal tersebut sangat jelas tergambar dari nama kitab yang diberikan oleh sang penulis kitab ini sendiri. Ibnu Juzai al-Kalbi menamai kitabnya dengan nama “al-Qawanin al-Fiqhiyyah Fii Talkhishi Madzhabi al-Malikiyyah Wa at-Tanbih ‘Ala Madzhabi asy-Syafi’iyyah Wa al-Hanafiyah Wa al-Malikiyyah”. Namun yang lebih akrab di telinga kita adalah al-Qawanin al-Fiqhiyyah.

Keunggulan kitab ini berada pada metode penulisan yang digunakan oleh sang penulis dalam menyebutkan pendapat-pendapat ulama dengan sangat ringkas. Ringkas tapi jelas. Ringkas tetapi tidak membutuhkan syarah (penjelasan) untuk memahaminya. Ringkas tetapi tidak mengurangi makna. Sungguh kitab yang sangat luar biasa.

Kitab ini tidak hanya membahas masalah fiqih, kitab ini juga mencakup permasalahan aqidah, adab, wawasan, akhlak dan tema-tema yang lain. Inilah kitab ringkas yang mencakup berbagai macam hal yang sangat berguna bagi seorang muslim.

Kitab al-Qawanin al-Fiqhiyyah memiliki perhatian yang luar di kalangan para penuntut ilmu dan para pengajar di negara-negara islam khususnya negara yang mayoritas penduduknya bermadzhab maliki. Walupun kitab ini merupakan ringkasan pendapat fiqih dalam madzhab maliki, tetapi disebutkan juga pendapat-pendapat fiqih dari madzhab yang lain seperti madzhab syafi’i, hanafi dan hanbali. Disebutkan juga pendapat diluar empat madzhab seperti pendapat Hasan al-Bashri, Ishaq ibn Rahawaih, Dawud ad-Dzahiri, al-Auza’i, al-Laits idn Sa’d dan ulama-ulama yang lain. Oleh karena itu kitab ini dianggap sebagai kitab fiqih muqaran (fiqih Perbandingan).

Memang dari kalangan madzhab maliki bukan Ibnu Juzai al-Kalbi saja yang menulis kitab fiqih muqaran. Sudah ada pendahulunya yang telah menulis tentang itu. Dialah Ibnu Rusyd dengan kitabnya Bidayah al-Mujtahid Wa Nihayah al-Muqtashid yang sangat fenomenal dan menjadi kitab rujukan dikalangan penuntut ilmu atau para pengajar. Bahkan kitab karangan Ibnu Rusyd ini pun dijadikan sebagai kitab pegangan bagi para mahasiswa LIPIA Jakarta yang merupakan universitas dengan fakultas syariah terbaik di Indonesia.

Tidak ada khilaf (perbedaan) dalam penisbatan kitab ini kepada Ibnu Juzai al-kalbi. Bahkan tidak seorangpun yang menisbatkan kitab ini kepada ulama lain. Ibnu Juzai al-kalbi memang memiliki cara atau metode tersendiri dalam menuliskan kitab-kitabnya. Dan itu sudah cukup untuk mengidentifikasi bahwa kitab al-Qawanin al-Fiqhiyyah adalah salah satu karyanya.

Seperti karya tulis Ibnu Juzai al-kalbi yang lain, kitab al-Qawanin al-Fiqhiyyah juga disusun dengan urutan yang sangat baik dan teliti sehingga mudah bagi pembaca untuk memahaminya. Itulah ciri khas Ibnu Juzai al-kalbi, dalam kitab ini beliau menyusun urutan kitabnya dengan membaginya menjadi Kitab-kitab, kemudian menjadi bab-bab, kemudian pasal-pasal dan permasalahan-permasalahan. Sebuah susunan yang sangat baik.

Dalam kitab ini penulis kitab membagi kitabnya menjadi tiga kitab. Yang pertama adalah kitab tentang aqidah. Yang kedua kitab tentang fiqih. Dan yang ketiga kitab al-Jami’ yang membahas tentang sirah Rasulullah SAW dan keluarganya, sirah para khalifah sesudahnya, adab-adab, akhlak dan tema-tema yang lain.

Pada awal kitabnya, Ibnu Juzai al-kalbi memulai dengan pembahasan singkat tentang aqidah. Beliau beralasan karena aqidah adalah asal (pokok) sedang yang lain adalah cabang-cabang (furu’). Sedang permasalahan furu’ mengikuti masalah asal (pokok), oleh karena itu yang asal (pokok) yang didahulukan. Dalam kitab aqidah penulis membahas sepuluh permasalahan. Lima diantaranya tentang ketuhanan (ilahiyat) dan lima sisanya tentang sam’iyyat.

Adapun lima permasalahan tentang ilahiyat yaitu masalah adanya Allah SWT, sifat-sifat Allah SWT, nama-nama Allah SWT yang baik, mentauhidkan Allah SWT dan mensucikan Allah SWT. Sedangkan lima permasalahan sam’iyyat yaitu masalah Iman kepada para malaikat, kitab-kitab dan para rasul. Yang kedua tentang iman akan adanya negeri akhirat. Yang ketiga tentang imamah (kepemimpinan). Yang keempat tentang iman dan islam. Sedangkan yang terakhir tentang berpegang pada sunnah.

Ketika membahas permasalahan fiqih, Ibnu Juzai al-kalbi membaginya menjadi dua bagian. Bagian pertama berbicara tentang ibadah dan bagian yang kedua membahas tentang mu’amalah. Pembagian inilah yang membedakan kitab al-Qawanin al-Fiqhiyyah dengan kitab-kitab fiqih madzhab maliki yang lain.

Adapun pada bagian ibadah penulis kitab membaginya menjadi beberapa kitab. Diantaranya adalah kitab thaharah (bersuci), kitab shalat, kitab janazah, kitab zakat, kitab puasa dan i’tikaf, kitab haji, kitab jihad, kitab janji dan nadzar, kitab makanan, minuman, buruan dan sembelihan, kitab qurban, aqiqah dan khitan.

Sedangkan pada bagian muamalat terdiri dari kitab nikah, kitab talak, kitab jual beli, kitab akad dan masalah-masalah dalam jual beli, kitab qadha’ (putusan hukum), persaksian dan yang berhubungan dengannya, kitab tentang hal-hal yang menjadi masalah dalam qadha’ (putusan hukum), kitab dima’ (darah) dan hudud (hukuman), kitab hibah dan permasalahannya, kitab ‘itq (pembebasan budak), kitab fara’idh (warisan) dan wasiat.

Kitab jami’ mencakup tentang sirah Rasulullah SAW dan keluarganya, sirah para khalifah sesudahnya, adab-adab, akhlak dan tema-tema yang lain. Itulah gambaran singkat tentang al-Qawanin al-Fiqhiyyah karya Ibnu Juzai al-kalbi. Kitab yang sangat istimewa dan luar biasa yang ditulis oleh salah seorang ulama yang wawasan keilmuannya sangat luas.

Sekilas Tentang Penulis Kitab

Penulis kitab al-Qawanin al-Fiqhiyyah ini bernama Muhammad ibn Ahmad Ibn Muhammad ibn Abdillah ibn Yahya ibn Abdurrahman ibn Yusuf ibn Juzai al-Kalbi al-Gharnathi. Beliau memiliki kunyah Abul Qasim.

Ibnu Juzai al-Kalbi adalah salah satu ulama madzhab maliki. Karena memang madzhab resmi negara pada masa beliau di Andalusia adalah madzhab maliki.

Tahun Kelahiran Beliau

Beliau dilahirkan di kota Granada pada tahun 639 H. Kota Granada pada saat itu adalah kota yang menjadi pusat peradaban Andalusia. Para ulama di wilayah islam bagian barat pun menjadikan kota ini sebagai kiblat dalam hal ilmu pengetahuan.

Maka tidak mengherankan jika Ibnu Juzai al-kalbi yang sejak kecil hidup di lingkungan yang penuh dengan cahaya ilmu menjadi ulama besar. Bahkan dikabarkan beliau memiliki perpustakaan yang besar dengan berbagai kitab dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan di dalamnya. Beliau menghabiskan waktu di dalamnya sehingga mendapatkan manfaat ilmu yang luar biasa banyaknya.

Beliau belajar ilmu qiraat, tafsir, hadits, fiqih, ushul fiqih, ushuluddin (aqidah) dan ilmu-ilmu yang lain. Beliau juga dianggap sebagai sastrawan dan juga penyair yang handal. Beliau sudah menjadi khathib di masjid jami’ di Granada ketika beliau masih muda. Beliau juga berkontribusi dalam penyebaran ilmu dengan cara menuliskan karya-karyanya dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan.

Adapun tentang nasab Ibnu Juzai al-kalbi, para ulama sejarah sepakat bahwa beliau adalah asli keturunan arab. Itu terlihat dari nama beliau yang dinisbatkan kepada suku bani kalb. Salah satu suku yang berasal dari arab.

Ibnu Juzai al-Kalbi dianugeerahi tiga orang anak yang ke semuanya memiliki prestasi yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan dan sastra.

Guru-Guru Beliau

Beliau belajar dari banyak ulama. Di antara guru-guru beliau adalah:

Abu Ja’far Ahmad ibn Ibrahim ibn az-Zubair ats-Tsaqafi al-‘Ashimi al-Jiyani al-Gharnathi (wafat 708 H)
Muhammad ibn Ahmad ibn Dawud ibn Musa al-Lakhmi (wafat 712 H)
Hibatuddin Abu Abdillah Muhammad ibn Umar ibn Muhammad ibn Rasyid al-Fihri al-Gharnathi (wafat 721 H) dan masih banyak lagi ulama-ulama yang lain.
Murid-Murid Beliau

Di antara murid-murid beliau yang terkemuka adalah ketika orang anaknya sendiri. Mereka adalah Abu Bakr Ahmad ibn Muhammad ibn Ahmad ibn Juzai al-Kalbi, Abu Abdillah Muhammad ibn Juzai al-Kalbi dan al-Qadhi Abu Muhammad Abdullah ibn Juzai al-kalbi. Ketiganya adalah ulama dalam berbagai ilmu pengetahuan.

Adapun murid beliau yang bukan dari keluarga beliau sendiri adalah Dzul Wizaratain Lisanuddin ibn al-Khathib (wafat 776 H), Abul Hasan Ali ibn Abdillah ibn al-Hasan al-Khaddami an-Nabbahi (wafat 793 H), Ibnu ‘Athiyah al-Muharibi Abdul Haq ibn Muhammad, dan masih banyak lagi murid-murid beliau yang lain.

Karya-Karya Beliau

Ibnu Juzai al-Kalbi adalah seorang ulama yang luas wawasan keilmuannya. Beliau juga menguasai berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan. Maka tidak heran jika banyak sekali karya yang beliau torehkan dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Di antara karya-karya yang beliau tinggalkan adalah:

An-Nur al-Mubin Fii Qawa’idi ‘Aqa’idi ad-Din
Al-Mukhtashar al-Bari’ Fii Qira’ati Nafi’
At-Tashil Fii Ulumit Tanzil
Wasilatul Muslim Fii Tahdzibi Shahihi Muslim
Taqrib al-Wushul Ila ‘Ilmi al-Ushul
Al-Qawanin al-Fiqhiyyah, dan masih banyak lagi karya-karya beliau yang lain.
Tahun Wafat Beliau

Ibnu Juzai al-Kalbi wafat pada tahun 741 H. Beliau wafat sebagai seorang syahid dalam perang “Tharif” melawan pasukan Nashrani. Dalam perang tersebut beliau menyemangati kaum muslimin dan membangkitkan semangat juang mereka. Dan akhirnya terwujudlah cita-cita beliau untuk memperoleh syahadah (mati syahid).

Kalau kita hitung tahun wafat beliau dengan kelahirannya, maka kita akan mengetahui bahwa umur beliau hanya 48 tahun. Tapi karya-karya yang beliau tinggalkan sangat banyak sekali. Itulah umur yang dipenuhi dengan keberkahan. Umur yang singkat tetapi sangat bermanfaat.

Penutup

Ibnu Juzai menulis di akhir kitabnya bahwa beliau menyeselaikan penulisan kitab al-Qawanin al-Fiqhiyyah ini pada tahun 735 H. Itu artinya kitab ini selesai ditulis 6 tahun sebelum beliau wafat. Waktu 6 tahun adalah waktu yang sangat memungkinkan bagi beliau untuk mengoreksi lagi kitab ini dan memperbaikinya. Jadi kitab al-Qawanin al-Fiqhiyyah ini adalah kitab yang memang telah sempurna dalam pandangan penulisnya. Tidak memerlukan pengurangan atau penambahan lagi.

Inilah kitab al-Qawanin al-Fiqhiyyah. Kitab fiqih muqaran yang sangat luar biasa dan banyak sekali manfaatnya. Kitab yang memiliki perhatian besar dari para penuntut ilmu dan para pengajarnya.

Semoga tulisan yang sangat singkat ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Khususnya bagi mereka yang ingin mengenal kitab-kitab turats karya para ulama islam. Aamin.

Wallahu A’lam Bish Shawab

_____________________________________

Sumber : http://www.rumahfiqih.com/maktabah/x.php?id=35&=al-qawanin-al-fiqhiyah